Senin, 06 April 2015

Tahukah Kamu , Jika Kecoa Mampu Hidup Tanpa Kepala ?

Tahukah kamu. Bahwa kecoa bisa hidup tanpa kepala???



Walau Kecoa adalah salah satu hewan yang sangat kecil dan menjijikan , tetapi hewan yang satu ini ternyata mempunyai sisi yang unik .Hewan yang satu ini , tidak mengenal arti HeadShot , Headless , tak berkepala .
Karena mereka mampu hidup selama seminggu tanpa makanan .Mengapa demikian ?Alasan utama yang membuat mereka mampu bertahan selama 1 minggu adalah karena mereka tidak mempunyai jaringan  pembuluh darah seperti manusia atau pembuluh kapiler . Berbeda dengan manusia yang pasti nya akan langsung mati bila kehilangan kepala nya .Alasan kedua , setelah anda memotong kepala nya , kecoa akan langsung tertutupi oleh sejenis gumpalan yang berfungsi untuk menahan terjadi nya  pendarahan .Alasan ketiga , Kecoa mempunyai alat pernafasan di seluruh tubuh nya . Sehingga walau tanpa kepala , kecoa masih bisa bernafas , berbeda dengan manusia yang bernafas melewati hidung dan mulut .Alasan keempat , Kecoa adalah hewan yang berdarah dingin , sehingga ia tidak membutuhkan banyak makanan , mereka mampu bertahan selama satu minggu walau hanya makan sekali . Dan kecoa akan mati kelaparan , karena kecoa tidak mempunyai kepala untuk makan . 

Selasa, 17 Maret 2015



Sejarah Asal Usul Batu Bacan
Batu bacan merupakan salah satu kekayaan alam Maluku Utara. Istilah nama bacan diambil dari nama pulau bacan yang digunakan sebagai tempat perdagangan batu itu. Padahal, pulau penghasil batu bacan sendiri adalah Pulau Kasiruta yang jaraknya tidak jauh dengan pulau bacan. Sejak tahun 1994 batu bacan menjadi salah satu batu yang banyak dicari oleh kolektor batu mulia dari luar negeri. Sedang di Indonesia sendiri batu bacan mulai populer tahun 2005. Pada tahun 1960 dikatakan bahwa Presiden pertama RI, Soekarno pernah dihadiahi batu bacan ketika berkunjung ke pulau bacan. Yang lebih menarik lagi, batu bacan ini adalah perhiasan penting yang digunakan oleh para warga dimasa empat kesultanan yaitu Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan.


Jenis Batu Bacan
Batu bacan seringkali disebut batu giok Indonesia. Secara umum ada dua jenis batu bacan yang beredar dipasaran. Pertama, batu bacan jenis doko. Bacan doko biasanya berwarna hijua tua. Kedua, batu bacan jenis Palamea yang berwarna hijau muda kebiruan. Untuk kedua nama batu bacan itu diambil dari nama desa dari pulau Kasiruta yang memiliki kekayaan deposit batu bacan. Berdasarkan laporan triwulanan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara tahun 2012 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, bahwa Desa Palamea dan Doko Kasiruta Barat merupakan daerah wilayah pertambangan rakyat (WPR) bersifat legal. Gambar dibawah ini menunjukan saya sedang memegang cincin batu bacan palamea dan doko (he..2,  bukan milik sendiri lho).


Warna Batu Bacan dan Kelebihannya
Walaupun warna batu bacan yang sering di temui adalah warna hijau tua dan hijau muda kebiruan, akan tetapi sebenarnya batu bacan memiliki warna lain kurang lebih hingga 9 macam warna seperti kuning tua, kuning muda, merah, putih bening, putih susu, coklat kemerahan, keunguan, dan warna coklat.

Ada empat kelebihan yang dimiliki batu bacan. Pertama, batu bacan merupakan batu hidup yang dapat berproses secara alamiah asalkan dipakai setiap hari. Misalkan batu bacan warna hitam akan bisa berubah warna menjadi hijau  jika dipakai setiap hari. Bentuknya bisa seperti cincin, kalung, ataupun kepala sabuk. Kedua, dapat menyerap senyawa lain yang melekatinya. Misalnya batu bacan jenis doko jika dikaitkan dengan pengikat berbahan emas maka emas tersebut akan terserap ke bagian dalam batu bacan lalu akan muncul bintik-bintik emas. Ketiga, batu bacan memiliki tingkat kekerasan hingga 7,5 skala Mohs bahkan dikatakan melebihi batu giok. Keempat, tentu saja harganya yang mahal.

 Harga Batu Bacan
Karena kelebihan yang dimiliki batu bacan, maka harga yang ditawarkannya pun lumayan mahal. Oleh karenanya tidak heran apabila banyak pecinta batu mulia dari China, Arab, dan Eropa yang mencarinya. Di Taiwan batu bacan terkenal dengan sebutan blue jade atau batu berwarna biru. Selain itu, mahalnya batu bacan juga karena memang sejarah asal usul batu bacan yang sudah digunakan selama empat kesultanan sebagai perhiasan. Disisi lain, pencarian batu bacan yang semakin sulit bahkan hingga melakukan penggalian tanah lebih dari 10 meter. Sedangkan batu bacan yang berkualitas baik ada juga yang harus digali hingga 135 meter dibawah permukaan laut.

Seperti dilansir indopos bahwa harga batu bacan yang telah jadi atau dalam bentuk perhiasan seperti cincin dan liontin per crat berkisar Rp 200 ribu hingga Rp 2,5 juta atau Rp 1 juta hingga Rp 12,5 juta per gram. Sedangkan harga batu bacan yang masih dalam bentuk bahan atau bongkahan mencapai Rp 40 juta sampai Rp 100 juta perkg dengan kualitas super. Sebuah harga yang bagi orang awam tidak masuk diakal. Tetapi itulah faktanya, batu bacan yang memiliki potensi ekonomi menguntungkan. Apakah anda tertarik untuk memilikinya?